Sabtu, 19 April 2014

Diam adalah Bahasa Tubuh



Seseorang jika semakin pintar dan memiliki banyak pengalaman, sering lupa pada awalnya dia memulai dengan otak kosong

Yah begitulah....banyak orang yang saya temukan seperti itu, dan mungkin tanpa saya sadari saya salah satunya... Semoga saja saya tidak melakukan itu, dan maaf bila itu terjadi tanpa saya sadari.

Dulu punya dosen lulusan luar negri dengan title Phd dengan dosen yang baru itu sangat berbeda cara mengajarnya. Si professor selalu ngajar dengan membaca slide di powerpoint dan pointer di tangan, jarang sekali melihat mahasiswanya bagian belakang sudah meletakkan kepala di atas meja dengan mulut sedikit terbuka dan liur yang sedikit demi sedikut terjatuh diatas meja; mahasiswa bagian tengah berlomba-lomba menganggukkan kepala karna tidur dengan bertopang pada tangan sambil mengambil posisi dibelakang badan teman didepannya agar tidak keliatan; dan mahasiswa bagian depan berusaha membuat matanya jangan sampai menjadi sipit yang kelama-lamaan tertutup dan gelap gulita.

Sedangkan dosen baru, dengan semangat juang 45 berusaha membagi ilmu yang didapat dengan cara yang atraktif yang membuat mahasiswa langsung melek, karena dia masih ingat jamannya jadi mahasiswa. Karna dosen itu masih baru, kalo udah Phd, forget it lah...

Nah...begitulah orang yang saya temukan saat ini. Dulu dia juga sama seperti saya, tidak tahu apa-apa dan tidak bisa apa-apa. Dulu juga dia belajar sedikit demi sedikit untuk bisa menjadi pintar. Dulu juga membuat kesalahan yang mungkin sama dengan saya. Dulu juga dia hanya seorang pekerja yang masih belajar yang tidak sempurna. Dan sekarang, dia sukses dan pintar tapi lupa daratan.

Ah sudahlah... tidak apa-apa bila saya disalahkan karena begitulah nasib rantai makanan terbawah, tidak apa-apa bila saya disepelekan, tidak apa-apa bila anda menjudge saya orang yang seperti apa pun, tidak apa-apa bila anda tidak menyukai saya karena saya masih menyukai anda dan senang berhubungan dengan anda.

Karena suatu saat saya pasti akan mengalahkan anda. Meskipun saya tidak bisa sepintar anda, yang pasti saya sudah menang karna saya tidak bersifat dan bersikap seperti anda. Itu saja doa saya, jangan sampai saya menjilat ludah saya dengan bertindak seperti anda saat ini.

Rasanya anda pengen bilang, “ Enak jaman ku toh?” atau “kalo aku begini begono, aku gak mau menyusahkan orang lain?” kan? Go ahead, I dont care, I love it!

0 komentar:

Posting Komentar