Jumat, 03 Januari 2014

D.I.V.I.N.G



Try a new thing is not always good, but not always bad! Depends on you!

Well…. Dari dulu saya memang sangat tertarik dengan dunia bawah laut, tapi ntah mengapa saya paling malas diajak ke Seaworld ataupun megang ikan secara langsung.
Sama seperti halnya dengan fotografi, saat di Jogja saya mengumpulkan uang dari hasil uang makan selama 4 tahun untuk membeli DSLR dan berjanji akan belajar tentang fotografi. Tapi setelah DSLR dibeli, saya malah lebih senang tidur dan menyadari menenteng DSLR itu cuman bikin capek. Yup…inilah sebutan panas-panas taik sapi!

Karna semangat diving masih membara di dada, saya pun langsung mengambil kursus open scuba water di salah satu dive center di Bali dengan paket senilai 3,8 juta selama 3 hari. Dan saya sangat beruntung mendapatkan instruktur yang sangat disiplin, tidak suka bercanda, marah bila saya bego, dan sudah di level master yang tak terjangkau.

Hari pertama adalah hari paling membosankan sejagad kursus diving tapi paling penting, yaitu T.E.O.R.I.
And, sudah kena semprot karna saya tidak membaca buku pedoman yang telah dikirim ke kos saya. So, throw away your mind when you think learn about diving is fun. Diving will gonna be fun, if you can dive! And, I spent my day to watch the presentations and try to answer the questions. Guess, Channel, Prada, take me out from here!!!

Hari Kedua, mulai deh latian menyelam di kolam dan di laut. Dari pagi mpe siang, saya harus belajar jadi seekor ikan, ikan paus maksudnya!

Hal pertama yang paling sulit adalah mengambil nafas. Karna kebiasaan bernafas lewat hidung, makanya pas berada dalam air, sulit bernafas lewat mulut, pasti saja gak sengaja malah hidung yang bernafas. Dan saya kembali kena semprot! Keren yah instrukturnya, marahin aja gue! Elo mah karna uda bisa nyelam makanya gampang ngomongnya! Omel saya dalam hati saja, takut saya ntar ditinggal pergi pas nyelam di laut.

Hal kedua yang paling sulit adalah saat menyelam maka tekanan air membuat telinga menjadi sakit. So, caranya adalah menggeretakkan gigi dengan cara menggigit karet alat pernafasan didalam mulut sepanjang turun ke bawah laut yang berpotensi mulut dan gigi pegel-pegel. Atau menghembuskan nafas lewat hidung seperti mau bersin tapi hidung di tutup. Atau cara yang menurut saya gak begitu efektif tapi gampang adalah menelan ludah.

Hal ketiga yang sulit adalah, mengapung. Yah,,,, di bawah laut nanti kan banyak terumbu karang dan tanaman lainnya. Gak mungkin dibawah laut kita menjejakkan kaki dan berjalan seenak udel, emang dikira lagi mendarat di Mars? Nah bagaimana kita menjaga keseimbangan saat mengapung, menjaga gerak kaki dan tangan agar tidak terlalu banyak bergerak dan seradak seruduk gayanya yang hanya bikin kita capek, dan jangan seperti saya pas di bawah laut, lama kelamaan malah ngapung naik ke atas. Karna tabung oksigen itu isinya ada nitrogen, jadi kita tidak boleh langsung naik cepat-cepat, tapi harus sangat lambat untuk menghindari terjadi gelembung udara di darah atau istilahnya dekompresi.






Gara-gara ga sarapan dan capek sekali harus ngegotong tabung gas seberat 5 kg , baju selam yang super ketat, saya pun give up dan minta istirahat. Eh instruktur hebat saya bilang nanggung dan dilanjutkan lah sesi latihan sampai satu jam. Akibatnya saya masuk angin dan pusing yang berefek saat sesi latihan di pantai Sanur, saya memuntahkan seluruh isi makanan saya ke laut yang disambut oleh ikan-ikan kecil yang memakan muntahan saya. Yucks!!

Eits… Jangan disangka pas nyelam di laut saya bisa bebas berenang kesana kesini karna sesi ujian pertama pun dilakukan di dasar laut. Bayangin donk, saya udah pusing dan masih bego plus takut, saya harus ngelakuin segala sesi latihan dari buka goggle mask, membagi alat pernafasan, melepas dan memakai jacket yang isinya tabung oksigen, dan lain-lain di DASAR LAUT PANTAI SANUR. So, THROW AWAY DIVING COURSE IS FUN!

Hari ketiga, sesuai dengan permintaan saya latihan dua kali diving di Tulamben yang dimana terkenal dengan pemandangan bawah lautnya yang indah karna ada kapal karam disana. Dan selama berada di sana, saya harus melakukan kembali sesi ujian di bawah laut. Itu sangat menyebalkan. Kapan saya bisa menikmati latihan penyelaman ini?? Arghhh…. Dan saya balas dendam dengan menghilangkan alat snorkelingnya. Hihihihi








Dan ketika pulang, sepanjang perjalanan di mobil saya harus ujian terakhir dengan menjawab buku soal ujian. Emang Afgan (sadis) dan Rossa (tega) nih instruktur., ga bisa biking saya senang apalagi tenang, sambil natap penuh dendam.

Tapi perjuangan itu membuahkan hasil, karena saya berhasil mendapatkan lisensi menyelam dari PADI yang sampai sekarang belum pernah saya gunakan lisensi tersebut. Nah loh, panas-panas taik kambing kan???

Xoxo

Kamis, 02 Januari 2014

The First Holiday with My Lil Sister



Saya mengaku saya pengecut

Awalnya saya hanya ingin memenuhi daftar harapan saya yang salah satunya adalah mendapatkan lisensi menyelam. Setelah surfing selama seminggu di dunia maya bersama mbah gugel, terpilihlah Bali sebagai tempat untuk kursus menyelam. Dasar saya kuper, sekalipun punya teman tapi tak memiliki hobi yang sama dengan saya, terpaksa pilihan terakhir adalah mengajak adik saya dengan syarat semua biaya akan saya tanggung. Kurang ajar gak tuh?

Oke,,,fine,,,Berhubung si adek gak pernah ke Bali, berliburlah kami selama seminggu di Bali sekalian merayakan malam taun baru di Bali.

Sesampainya di Bali, kami langsung menyewa motor untuk tancap gas ke Tanah Lot. Sepanjang perjalanan sumpah serapah pun berkeluaran di kedua mulut kami. Mulai dari motor yang gak beres, sulitnya bertanya ke orang lain karna sepanjang dijalan semuanya bule atau turis lokal. Yang ada kalo ditanya, dia cengok saya juga cengok. Dan terakhir adalah karena kami sangat lapaarrrr….

Penuh perjuangan mengejar sunset di Tanah Lot yang berakhir dengan kesia-siaan. Saya heran, sudah berkali-kali ke Bali terutama ke tanah Lot, namun selalu ada saja kendala untuk melihat sunset yang terkenal cantiknya. Mulai dari mendung, terjebak macet akibat pertunjukan Layang-layang, telat nyampe, dan sekarang ketika sang raja sedikit lagi tenggelam di atas permukaan air, eh malah tertutup oleh awan. Damn it! Akhirnya pulang dengan muka suntuk.

Model: adek saya, dan saya cuman juru foto

jambul khatulistiwa

when the sun goes down...

Keesokkan harinya selama tiga hari saya kursus diving, sedangkan adik saya kadang ikut nemanin kadang sok ngartis berjemur di Pantai Kuta, berharap ada syuting FTV atau ada artis lewat, ataupun berharap dilirik agensi artis yang lagi nyasar di pantai kuta. POOR you, my lil sister!




Hari berikutnya, karna dimanyunin sama si adek yang ga moving-moving dari sekitaran pantai kuta karna saya sibuk kursus diving, akhirnya saya bisa mengajak dia jalan-jalan keliling Bali selama dua hari.

Sanur Beach, she jump and I puke over the sea

GWK




the amazing place, Uluwatu
when watch Kecak Dance at Uluwatu
Malam terakhir di Bali kami habiskan dengan relaksasi di salah satu tempat spa di Bali. Alasannya simple, pesta taun baru kami harus tampil dengan muka dan badan fresh. Tapiiii…. Alam tak berpihak pada kami. Selesai dari spa, sudah wangi dan cantik eh malah hujan gede, padahal sudah pukul 9 malam. Terpaksalah kami menunggu taxi di pinggir jalan. Sia-sia sudah hasil spa, rusak seketika karena hujan yang tak diundang.
Sesampainya di hotel, rasanya pengen ngamukkkkkk….

Tapi karna sekali seumur hidup dan untungnya kami menginap di daerah Legian yang terkenal banyak tempat party yang cozy, nekad lah kami menerobos hujan.
Ternyata bukan kami saja yang kehujanan, seluruh bule-bule di sana juga kehujanan padahal sudah dandan keren. Berhubung duit cekak dan cuman bermodal nekad, kami pun pergi ke tempat party yang diadakan gretongan di pinggir pantai.

Yang bikin saya terkejut, adek saya ternyata selangkah lebih maju dari saya. Oke, saya mengaku saya tidak ada masalah jika minum alkohol, tapi saya tidak pernah dugem. Nah kebalikan dengan adik saya, dia tidak suka minum, tapi dia suka pergi ketempat music yang cozy dan dugem. Oh….pradaaa… I have to tell my mom about that!

Akhirnya sambil malu-malu dan untung saja saya bawa adek saya yang urat malunya dah putus, menarilah kami bersama para bule-bule sambil sekali-kali kena tumpahan air hujan yang ditampung. Dan herannya, para bule tersebut menjadikan air tampungan hujan itu sebagai mainan. Mereka heppy-heppy aja tuh dibasahin seperti itu, padahal itu kan kotor. Mungkin di Negara mereka ga ada mainan kreatif seperti itu.

Karna saya masih malu-malu, saya pun memesan minuman yang rasanya enak dan saya habiskan dengan cepat. Tapi akibatnya, saya ngeflyyy sambil ngeliat kembang api di atas langit hitam…. Setengah oyong, saya tarik adek saya untuk pindah tempat party. Saya lupa namanya, tapi itu tempat party the best! Kalau sebelumnya isinya music dari DJ, kalo yang ini live dari penyanyinya, full band, dan ada dua penari wanita yang semi naked (just bra and underwear). Dan saya yang udah habis urat malunya akibat setengah mabuk, langsung nyeret adik saya ke depan panggung sambil nari –nari dan teriak gak jelas. 

Walaupun saya  mabuk tapi saya masih cukup sadar untuk mengelak dari ajakan bule teler bahkan saya masih menjaga adik saya dari grepe-grepean orang gak jelas. Dan pesta pun berakhir jam 4 pagi padahal kami ada penerbangan jam 9 pagi. 

Oh my God, Bali you are the best.

xoxo