Try a new thing is not always good,
but not always bad! Depends on you!
Well…. Dari dulu saya memang sangat
tertarik dengan dunia bawah laut, tapi ntah mengapa saya paling malas diajak ke
Seaworld ataupun megang ikan secara langsung.
Sama seperti halnya dengan fotografi, saat
di Jogja saya mengumpulkan uang dari hasil uang makan selama 4 tahun untuk
membeli DSLR dan berjanji akan belajar tentang fotografi. Tapi setelah DSLR
dibeli, saya malah lebih senang tidur dan menyadari menenteng DSLR itu cuman
bikin capek. Yup…inilah sebutan panas-panas taik sapi!
Karna semangat diving masih membara di
dada, saya pun langsung mengambil kursus open scuba water di salah satu dive
center di Bali dengan paket senilai 3,8 juta selama 3 hari. Dan saya sangat
beruntung mendapatkan instruktur yang sangat disiplin, tidak suka bercanda,
marah bila saya bego, dan sudah di level master yang tak terjangkau.
Hari pertama adalah hari paling membosankan
sejagad kursus diving tapi paling penting, yaitu T.E.O.R.I.
And, sudah kena semprot karna saya tidak
membaca buku pedoman yang telah dikirim ke kos saya. So, throw away your mind
when you think learn about diving is fun. Diving will gonna be fun, if you can
dive! And, I spent my day to watch the presentations and try to answer the
questions. Guess, Channel, Prada, take me out from here!!!
Hari Kedua, mulai deh latian menyelam di
kolam dan di laut. Dari pagi mpe siang, saya harus belajar jadi seekor ikan,
ikan paus maksudnya!
Hal pertama yang paling sulit adalah
mengambil nafas. Karna kebiasaan bernafas lewat hidung, makanya pas berada
dalam air, sulit bernafas lewat mulut, pasti saja gak sengaja malah hidung yang
bernafas. Dan saya kembali kena semprot! Keren yah instrukturnya, marahin aja
gue! Elo mah karna uda bisa nyelam makanya gampang ngomongnya! Omel saya dalam
hati saja, takut saya ntar ditinggal pergi pas nyelam di laut.
Hal kedua yang paling sulit adalah saat
menyelam maka tekanan air membuat telinga menjadi sakit. So, caranya adalah menggeretakkan
gigi dengan cara menggigit karet alat pernafasan didalam mulut sepanjang turun
ke bawah laut yang berpotensi mulut dan gigi pegel-pegel. Atau menghembuskan
nafas lewat hidung seperti mau bersin tapi hidung di tutup. Atau cara yang
menurut saya gak begitu efektif tapi gampang adalah menelan ludah.
Hal ketiga yang sulit adalah, mengapung.
Yah,,,, di bawah laut nanti kan banyak terumbu karang dan tanaman lainnya. Gak
mungkin dibawah laut kita menjejakkan kaki dan berjalan seenak udel, emang
dikira lagi mendarat di Mars? Nah bagaimana kita menjaga keseimbangan saat
mengapung, menjaga gerak kaki dan tangan agar tidak terlalu banyak bergerak dan
seradak seruduk gayanya yang hanya bikin kita capek, dan jangan seperti saya
pas di bawah laut, lama kelamaan malah ngapung naik ke atas. Karna tabung
oksigen itu isinya ada nitrogen, jadi kita tidak boleh langsung naik
cepat-cepat, tapi harus sangat lambat untuk menghindari terjadi gelembung udara
di darah atau istilahnya dekompresi.
Gara-gara ga sarapan dan capek sekali harus
ngegotong tabung gas seberat 5 kg , baju selam yang super ketat, saya pun give
up dan minta istirahat. Eh instruktur hebat saya bilang nanggung dan
dilanjutkan lah sesi latihan sampai satu jam. Akibatnya saya masuk angin dan
pusing yang berefek saat sesi latihan di pantai Sanur, saya memuntahkan seluruh
isi makanan saya ke laut yang disambut oleh ikan-ikan kecil yang memakan
muntahan saya. Yucks!!
Eits… Jangan disangka pas nyelam di laut
saya bisa bebas berenang kesana kesini karna sesi ujian pertama pun dilakukan
di dasar laut. Bayangin donk, saya udah pusing dan masih bego plus takut, saya
harus ngelakuin segala sesi latihan dari buka goggle mask, membagi alat
pernafasan, melepas dan memakai jacket yang isinya tabung oksigen, dan lain-lain
di DASAR LAUT PANTAI SANUR. So, THROW AWAY DIVING COURSE IS FUN!
Hari ketiga, sesuai dengan permintaan saya
latihan dua kali diving di Tulamben yang dimana terkenal dengan pemandangan
bawah lautnya yang indah karna ada kapal karam disana. Dan selama berada di
sana, saya harus melakukan kembali sesi ujian di bawah laut. Itu sangat
menyebalkan. Kapan saya bisa menikmati latihan penyelaman ini?? Arghhh…. Dan
saya balas dendam dengan menghilangkan alat snorkelingnya. Hihihihi
Dan ketika pulang, sepanjang perjalanan di
mobil saya harus ujian terakhir dengan menjawab buku soal ujian. Emang Afgan
(sadis) dan Rossa (tega) nih instruktur., ga bisa biking saya senang apalagi
tenang, sambil natap penuh dendam.
Tapi perjuangan itu membuahkan hasil,
karena saya berhasil mendapatkan lisensi menyelam dari PADI yang sampai
sekarang belum pernah saya gunakan lisensi tersebut. Nah loh, panas-panas taik
kambing kan???
0 komentar:
Posting Komentar